Berasal dari Betawi, kerak telor merupakan hidangan tradisional yang telah menjadi warisan kuliner Indonesia. Namun, tahukah Kamu bahwa asal mula hidangan ini bisa ditelusuri hingga masa penjajahan Belanda di Nusantara? Ketika Belanda mendirikan Batavia (kini Jakarta) sebagai pusat perdagangan rempah-rempah, mereka juga membawa serta budaya kuliner mereka. Salah satu hidangan yang berkembang di kalangan masyarakat Betawi pada saat itu adalah telur dadar, yang kemudian berevolusi menjadi kerak telor dengan sentuhan lokal yang khas.
Kerak telor tidak hanya sebuah hidangan semata, tetapi juga cermin dari kekayaan budaya dan sejarah. Bahan-bahan sederhana seperti telur ayam, beras ketan, ebi (udang kering), bawang merah, dan bumbu-bumbu rempah, disajikan dengan tampilan yang sederhana namun dengan cita rasa yang khas. Proses pembuatan yang melibatkan penggorengan di atas api langsung menggunakan wajan berlubang tradisional menambah kesan autentik dari hidangan ini.
Seiring dengan perkembangan zaman, kerak telor terus eksis dan berkembang, tetapi keasliannya sebagai hidangan tradisional tetap terjaga. Bahkan, banyak restoran dan warung makan di Jakarta yang menyajikan kerak telor dengan berbagai inovasi dan kreasi baru, tetapi tetap mempertahankan esensi dan cita rasa aslinya.
Komentar
Balas Komentar